Saturday, August 20, 2011

Bilakah malam LailatulQadar

Bilakah malam Lailatulqadar ?

Menurut Al Qurthubi, pada malam Lailatulqadar para malaikat turun dari setiap langit dan dari sidrotul muntaha ke bumi dan mengaminkan doa-doa yang diucapkan manusia hingga terbit fajar. Para malaikat dan jibril as turun dengan membawa rahmat atas perintah Allah swt juga membawa setiap urusan yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di tahun itu hingga yang akan datang. Lailatulqadar adalah malam kesejahteraan dan kebaikan seluruhnya tanpa ada keburukan hingga terbit fajar

- 10 ramadhan terakhir
- Malam-malam yang ganjil (21, 23, 25, 27, 29 ramadhan)
- Beberapa buah hadis menyatakan malam lailatulqadar (pada zaman Rasulullah s.a.w) pernah ditemui pada malam 21 ramadhan. Pernah juga ditemui pada malam 23 ramadhan. Rasulullah s.a.w pernah menjawab pertanyaan seorang sahabat mengenai bilakah malam Lailatulqadar ? Jawab baginda adalah pada malam 27 ramadhan. Kesimpulan yang dapat dibuat, malam Lailatulqadar berpindah dari satu tahun ke satu tahun yang lain dalam lingkungan 10 malam terakhir ramadhan. Yang pastinya, malam Lailatulqadar adalah rahsia Allah.

"Sesungguhnya kami menurunkan Al-Quran pada malam Lailatulqadar dan apakah yang menyebabkan engkau mengerti apa itu Lailatulqadar. Lailatulqadar lebih baik daripada 1000 bulan. Pada malam itu, para malaikat dan Jibril turun dengan keizinan daripada Tuhan mereka untuk setiap urusan. Malam ini sejahtera hingga terbit fajar".

Kelebihan Menghayati Malam Lailatulqadar
"Barangsiapa menghayati malam Lailatulqadar dengan mengerjakan sembahyang dan berbagai jenis ibadat yang lain sedang ia beriman dan mengharapkan rahmat Allah taala nescaya ia diampunkan dosanya yang terdahulu,”
"Biasanya Rasulullah s.a.w. berusaha dengan bersungguh-sungguh memperbanyakan amal ibadah pada 10 malam yang akhir daripada bulan Ramadhan berbanding dengan masa yang lain."

Tanda-tanda malam Lailatulqadar
- Ada yang berkata orang yang menemui malam Lailatulqadar ia melihat nur yang terang benderang di segenap tempat hingga di segala cerok yang gelap gelita.
- Ada pula yang berkata ia mendengar ucapan salam dan kata-kata yang lain dari Malaikat.
- Ada juga yang berkata ia melihat segala benda termasuk pohon-pohon kayu rebah sujud.
- Ada pula yang berkata doa permohonannya makbul.
Di dalam sebuah hadith dari Ibnu Umar bahwa beberapa orang dari sahabat menceritakan tentang mimpi mereka Rasulullah saw bahawa Lailatul-Qadar berlaku pada tujuh malam terakhir. Bagi menjelaskan mimpi itu, Rasulullah saw bersabda,

"Aku melihat mimpi kalian bertemu pada tujuh malam terakhir. Kerana itu barangsiapa hendak mencarinya maka carilah pada tujuh malam terakhir.” (Al-Bukhari dalam tahajjud: 1158 dan diulang pada nombor 2015)

Sabda Rasulullah saw,”Lailatul qodr adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan lemah.” Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang dishahihkan oleh Al Bani.

Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya aku diperlihatkan lailatul qodr lalu aku dilupakan, ia ada di sepuluh malam terakhir. Malam itu cerah, tidak panas dan tidak dingin bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang. Tidaklah keluar setannya hingga terbit fajarnya.” (HR. Ibnu Hibban)

Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran.” (HR. Ibnu Khuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh Al Bani)

Rasulullah saw berabda,”Tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya cerah tanpa sinar.” (HR. Muslim)

Syeikh Yusuf al Qaradhawi mengatakan,”Semua tanda tersebut tidak dapat memberikan keyakinan tentangnya dan tidak dapat memberikan keyakinan yakni bila tanda-tanda itu tidak ada bererti Lailatulqadar tidak terjadi malam itu, kerana lailatulqadar terjadi di negeri-negeri yang iklim, musim, dan cuacanya berbeza-beza. Mungkin ada di antara negeri-negeri muslim dengan keadaan yang tak pernah putus-putusnya turun hujan, padahal penduduk di daerah lain justeru melaksanakan solat istisqo’. Negeri-negeri itu berbeza dalam hal panas dan dingin, muncul dan tenggelamnya matahari, juga kuat dan lemahnya sinarnya. Kerana itu sangat tidak mungkin bila tanda-tanda itu sama di seluruh belahan bumi ini. (Fiqih Puasa hal 177 – 178)
Readmore...